Teknologi internet secara otomatis turut mempengaruhi perkembangan data analitik ke beberapa sektor, salah satunya adalah media sosial. Data analitik sendiri merupakan metode pengolahan data yang mampu menyatukan substansi dari masing masing data yang dikumpulkan dari berbagai sumber untuk diubah menjadi suatu gambaran besar informasi yang dibutuhkan. Sehingga, saat ini banyak media sosial yang menggunakan sarana data analitik untuk mengembangkan fitur-fitur mereka agar lebih baik.
Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial. Media sosial telah menjadi pilar utama dalam penyampaian informasi seperti, dipergunakan untuk sosialisasi program dan kebijakan, memperkenalkan produk dan potensinya, memulihkan dan meningkatkan citra pariwisata serta media sosial dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran masyarakat. Selain itu, peran media sosial juga dimanfaatkan oleh perusahaan digital agency yang menawarkan jasa social media marketing kedalam layanannya. Dengan adanya media sosial komunikasi dan penyebaran informasi terjadi sangat cepat sehingga seorang konsumen akan semakin ingin mengetahui suatu informasi dengan cepat dan dapat diakses kapanpun. Semenjak munculnya akan hal tersebut masyarakat pun semakin mudah terhubung untuk saling berinteraksi. Mereka berkomunikasi, berperilaku, bekerja, dan berpikir sebagai masyarakat digital (digital native) (Supratman, 2018).
Saat ini, media sosial online seperti Facebook, Instagram, YouTube, Twitter, dan lainnya bahkan telah merubah gaya hidup seorang konsumen (Dwianto, Iqbal, & Alfisyahr, 2018). Dengan mudahnya penyebaran informasi, keberadaan media sosial ternyata merupakan langkah baru bagi para pelaku bisnis untuk memasarkan produknya. Hal ini tentu membuka peluang untuk memanfaatkan media sosial sebagai ladang pemasaran dan membuka dimensi baru dalam strategi pemasaran sebuah produk/ pelayanan jasa.
Semakin banyak penyebaran informasi, maka semakin banyak pula data yang tersimpan dalam media sosial. Dalam membantu penyebaran informasi yang tidak terstruktur ini, muncul lah analytics tools yang fokus bergerak di bidang bisnis analisis media sosial atau disebut social media analytics (SMA). Social media analytics telah mendapatkan banyak perhatian, yang didefinisikan sebagai "bidang penelitian interdisipliner yang muncul yang bertujuan menggabungkan, memperluas, dan mengadaptasi metode untuk analisis data media sosial (Noprianto, 2018).
Khususnya pada Instagram, terkait dengan penggunaannya instagram sendiri merupakan salah satu media sosial yang sering digunakan dari berbagai kalangan saat ini. Menurut data digital transformation world tahun 2019, instagram menempati urutan ke-5 sebagai platform media sosial pengguna terbanyak di dunia saat ini (Ahmad, 2019). Di Indonesia sendiri penggunaan media sosial Instagram menempati urutan ke 3 sebagai pengguna aktif terbanyak dan terdapat pula 62 juta kali setiap bulannya dimanfaatkan sebagai media pemasaran (Social, 2019). Instagram merupakan salah satu media sosial yang sudah mengimplementasikan SMA dalam penerapan bisnis penggunanya. Aplikasi Instagram merupakan aplikasi yang cukup sederhana karena hanya menampilkan gambar-gambar dan video dalam durasi tertentu dengan diberikan ruang untuk menulis dan berkomentar bagi orang yang menjadi pengelola maupun followers (Satyadewi, Hafiar, & Nugraha, 2017). Saat ini Instagram bukan hanya sebagai sarana komunikasi dan informasi saja, melainkan sudah mewabah kebeberapa sektor terutama pemasaran
Dalam mengimplementasikan sebuah pemasaran pada media sosial instagram, perlu adanya strategi untuk menghasilkan atau mengelola sesuatu menjadi bernilai. Hal ini merupakan cara bagaimana pengguna mempunyai calon target yang akan tertarik, baik berupa produk atau jasa yang diciptakan. Tentunya bagi pelanggan atau konsumen untuk dapat membelinya, pengguna Instagram terlebih dahulu harus memasarkan produk atau jasa tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar calon pelanggan atau konsumen mengetahui keberadaan dari produk atau jasa tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan strategi pemasaran, terutama dalam hal pemasaran media sosial adalah membangun ekuitas merek yang kuat (Kinanti & Putri, 2019).
Salah satu pemasaran yang kerap terjadi di Instagram adalah penjualan, periklanan, branding, dan pelayanan jasa. Oleh karena itu, penting bagaimana pengguna Instagram yang akan memasarkan sebuah produk harus memahami suatu kondisi dan strategi yang akan dilakukan. Tentu semua ini diperlukan sebuah data dan informasi yang medukung dalam prosesnya. Business analytics merupakan salah satu penerapan yang menjadi pondasinya. Penggunaan teknologi memungkinkan peningkatan efektifitas dalam pemulihan layanan (Setiawan & Setyohadi, 2017).
Efektivitas pemasaran merupakan sebuah usaha dalam menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Dengan kata lain konsumen dapat mempelajari tentang siapa yang membuat produk dan apa tujuan perusahaan dan merek tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah komunikasi pemasaran yang memungkinkan perusahaan menghubungkan merek mereka dengan orang, tempat, acara, merek, pengalaman, perasaan, dan hal lainnya.
Menurut (Kartikasari, 2014), penerapan komunikasi pemasaran yang terintegrasi bertujuan untuk membangun sebuah merek di benak konsumen atau pelanggan. Merek menjadi lebih dipertimbangkan oleh pelaku bisnis dewasa ini, terutama pada kondisi persaingan merek yang semakin tajam. Selain itu, merek dianggap dapat membuat sebuah brand dapat lebih dikenal oleh masyarakat. Dengan adanya merek yang telah banyak dikenal, maka kemajuan bisnis dapat lebih maksimal. Bentuk komunikasi pemasaran yang ada diharapkan dapat membangun merek yang lebih baik di hadapan konsumen. Selain itu, konsep penggunaan media sosial untuk keperluan pembangunan persepsi brand sangat mempengaruhi pola pemasaran bagi industri atau perusahaan. Bahkan, sebagian perusaah telah menggunakan layanan digital agency yang menawarkan jasa social media marketing untuk membranding mereknya di media sosial,
Komentar
Posting Komentar